Kapung Kampel Puskesmas Cilongok I

Kapung Kampel Puskesmas Cilongok I

Pada tahun 2017 Puskesmas Cilongok I mempunyai permasalahan yaitu masih rendahnya perilaku masyarakat buang air besar di jamban keluarga, Cakupan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), masyarakat dengan penggunaan akses air bersih, masyarakat belum semua melaksanakan pengolahan sampah dengan baik, belum semua masyarakat menggunakan saluran air limbah, masih ada penyakit yang berdampak lingkungan masuk 10 besar penyakit yaitu diare, masih terdapatnya jenti-jentik nyamuk dilingkungan rumah tangga.

Adanya permasalahan tersebut maka Puskesmas Cilongok I membuat inovasi “Kelompok Aktif Melaksanakan Penyehatan Lingkungan ‘KAMPEL’, inovasi ini dibuat pada awal tahun 2018. Inisiatif inovasi KAMPEL (Kelompok Aktif Melaksanakan Penyehatan Lingkungan) bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan adanya KAMPEL dapat merubah mendset masyarakat dengan cara pemicuan (mendorong merubah perilaku masyarakat dengan tidak terpaksa) agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan (BABS), mempraktekan 6 langkah CTPS yang benar, untuk akses air bersih dengan cara pengembangan penggunaan sarana air bersih, melakukan pemilahan sampah, pembuatan pupuk diapers dan pupuk organik, mengadakan sosilasisasi ke masyarakat akan pentingnya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara jumat bersih atau minggu bersih.

Inovasi KAMPEL dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan meningkat setiap tahun, pada tahun 2017 Perilaku masyarakat buang air besar di jamban keluarga mencapai 72,72% menjadi 100%, Cakupan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) mencapai 64,26% menjadi 100%, masyarakat dengan penggunaan akses air bersih 80,09% menjadi 84%, masyarakat belum semua melaksanakan membuang sampah dengan baik 76,1% menjadi 86,59%, masyarakat dengan menggunakan saluran air limbah 58% menjadi 84,112%, 10 besar penyakit yang di puskesmas masih ada penyakit yang berdampak lingkungan yaitu diare sejumlah 457 kasus dengan adanya inovasi penyakit diare pada tahun 2020 penyakit diare sudah tidak masuk 10 besar penyakit, ABJ (Angka Bebas Jentik) 86,36% menjadi 90,04%, pada tahun 2017 Puskesmas Cilongok I hanya 1 desa STBM sedangkan tahun 2020 sudah bisa mencapai 11 desa STBM.

Deskripsi Inovasi

Inovasi kampel memiliki cara kerja untuk memecahkan permasalahan yang ada yaitu dengan pendekatan kepada masyarakat melalui pemicuan dari tingkat KK, dasa wisma, RT, RW sampai dengan tingkat desa.

  • Tahun 2018 tahap pertama pendekatan kepada masyarakat, sosialisasi, peningkatan pola hidup bersih dan sehat, harus BAB di jamban, cuci tangan pakai sabun, pemilahan sampah, penggunaan akses air bersih, menggunakan saluran pembuangan air limbah dan mengadakan PSN di lingkungan rumah tangga.
  • Tahun 2019 yaitu maju di verifikasi oleh tingkat kecamatan, tingkat kecamatan yang lolos maju ke tingkat kabupaten diverifikasi oleh kabupaten, tahun 2017 1 desa, tahun 2018 5 desa dan tahun 2019 11 desa. Sehingga tahun 2020 seluruh desa sudah bisa mencapai desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Dari hasil kegiatan diatas tahun 2018 terbentuk 3 kelompok bank sampah dan sampai tahun 2020 sudah terbentuk 58 kelompok, menghasilkan uang perkelompoknya diantara 20.000– 100.000/bulan. Penggunaan dana tersebut untuk kas yang digunakan untuk sosial misalnya pembagian sembako bagi keluarga yang tidak mampu.

Related Posts

Komentar